Resume Webinar Campus Concern FEB USU X Campus Concern UKMKP UNIMED “HOW TO BE AN ENTREPRENEUR DURING PANDEMIC?”
Webinar
yang mengangkat judul “How to be an entrepreneur during pandemic?” merupakan program pertama
Divisi Diskusi Campus Concern FEB USU pada Semester B tahun 2021. Adapun sasaran kualitas dari program ini adalah peserta FGD (AKK) mengetahui bagaimana menjadi
seorang wirausaha di tengah pandemi, termotivasi untuk untuk membangun jiwa wirausaha
yang kreatif dan inovatif, serta termotivasi untuk
mengemukakan pendapat.
Webinar dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Oktober
2021 pukul 13.00 WIB melalui aplikasi conferencing
video, Zoom
Meeting. Moderator diskusi ialah Cindy
Sarwendah (Manajemen 2018). Pemateri akademisi dalam webinar ini adalah Dr.
Chandra Situmeang SE, MSM, MPd, Ak, CA, CPA yang merupakan seorang Dosen di
Universitas Negeri Medan.
Beliau pernah menempuh pendidikan di Universitas
Padjadjaran Bandung,
Universitas Indonesia, serta latar belakang pendidikan lainnya. Selain itu,
beliau juga memiliki pengalaman bekerja sebagai konsultan ahli, tax consultant,
serta auditor
(Akuntan Publik). Webinar ini juga
mengundang pemateri praktisi, yaitu Dany Perdana Sitompul yang merupakan
seorang co-founder Grind-up Designs
Sports Appreal. Beliau pernah menempuh pendidikan magister di Universitas
Sumatera Utara.
Webinar diawali dengan ibadah singkat dari
moderator, dilanjutkan dengan pembukaan
dan pembacaan rules acara oleh
moderator. Moderator mempersilakan pemateri akademisi untuk menyampaikan materi
webinar sesuai topik yang akan dibahas. Pemateri akademisi memulai penyambutan
dengan pengalaman beliau dalam pelayanan rohani. Kemudian, pemateri memulai
pembahasan mengenai intrapreneurship
dengan contoh dari kehidupan intra para pebisnis handal dunia, seperti Bill
Gates, Steve Jobs, Travis Kalanick, dan Mark Zukerberg hingga sampai menyentuh
keberhasilan dengan omset fantastis. Pemateri menyarankan para peserta untuk
menyusun kembali jadwal harian berdasarkan skala prioritas sehingga dapat memahami
bahwa adanya trade off (pertukaran)
antara usaha dengan hasil yang diharapkan.
Entrepreneurship diartikan sebagai disiplin keilmuan bagaimana mencari dan
memanfaatkan peluang untuk dapat bereksplorasi. Misalnya masih dalam situasi
pandemi, masing-masing individu memiliki banyak waktu untuk memanfaatkan waktu
dengan produktif untuk mempersiapkan masa depan. Adanya isu di media yang
menghambat keinginan dalam berwirausaha sebaiknya mampu disikapi secara bijak,
apakah hal itu fakta atau sekadar mitos. Entrepreneurship
mampu untuk didalami untuk mampu dicapai dengan jalan yang terstruktur.
Beberapa kebenaran mengenai entrepreunership yang dapat di
aplikasikan dalam sebuah cerita pengalaman hidup yang baru, diantaranya:
1. Entrepreneurship tidak hanya bicara mengenai start-up, namun juga kreatifitas dan
inovasi di dalam perusahaan
2. Tidak ada karakteristik maupun personality khusus untuk menjadi seorang
wirausaha
3. Dalam entrepreneurship ada metode yang dapat dipraktikkan
4. Seorang wirausaha bukan semata mengambil
resiko besar, tetapi terukur
5. Wirausaha yang berkolaborasi lebih
baik dijalankan daripada hanya sekadar bersaing
6. Para wirausaha akan bertindak lebih
daripada yang sudah direncanakan
7. Entrepreneurship merupakan sebuah keahlian hidup
Setelah pemateri akademisi
menyampaikan pemaparan materinya, pemateri dari sisi praktisi membuka
pembahasan mengenai pengalaman beliau dari sisi pendidikan, pekerjaan, hingga
pengalaman berwirausaha. Menurut pemateri praktisi, ada banyak sekali usaha
yang tidak berjalan dengan baik karena tidak menguasai atau tidak menikmati apa
yang sebenarnya sedang dijalankan, bisa disebut hanya mengikuti trend. Entrepreneur dimulai dari permasalahan yang ada sehingga bisa
menjadi peluang untuk menawarkan sebuah ide sebagai sebuah solusi (problem solver). Entrepreneur tidak lahir dari DNA, tetapi merupakan sebuah skill yang dapat dipelajari dan
ditingkatkan. Kunci utama dari keterampilan entrepreneur
adalah latihan (practice).
Skill penting untuk menjadi seorang
entrepreneur, yaitu:
1.
Skill of play: kemampuan menggunakan imajinasi
secara bebas
2.
Skill of experimentation: mencoba meningkatkan sesuatu yang
baru, beradaptasi, membangun sesuatu yang sudah ada
3.
Skill of Emphaty: kesadaran akan kebutuhan konsumen
kemudian bertindak untuk menciptakan solusi
4.
Skill of Creativity: perlu open-minded untuk menciptakan suatu solusi terhadap permasalahan
5.
Skill of Reflection: mampu menganalisis yang sudah
terjadi untuk menemukan alternatif yang lebih baik.
Setelah pemaparan materi, moderator
membuka sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama
disampaikan dari Selistio Sitorus untuk pemateri yaitu: “Apabila
mahasiswa ingin membuka suatu usaha kecil, apakah perlu dipikirkan sematang
mungkin, misalnya dari segi sasaran pasar atau analisis produk?” Chandra
Situmeang (pemateri akademisi) menjawab “Sama seperti mujizat, ada pengusaha
yang berjalan dengan keberuntungan yang di blow
up media pada saat moment yang tepat. Tetapi berdasarkan data statistik,
lebih banyak pengusaha yang berjalan berdasarkan pathway yang terstruktur daripada by lucky. Memulai usaha dapat diawali dengan inovasi dan
kreativitas di kehidupan sehari-hari, misalnya pengembangan organisasi ataupun
personal.” Kemudian Dany Sitompul
(pemateri praktisi) menambahkan jawaban, “Entrepreneur
merupakan seorang yang fokus untuk bertindak, tidak hanya merencanakan. Apabila
hanya merencanakan dan menunggu kapan moment
yang tepat, maka tidak akan terlaksana tindakan wirausaha tersebut. Bertindak
bisnis bisa dimulai dari tindakan kecil-kecilan, tidak harus dengan persiapan
yang matang atau harus memiliki modal besar lebih dulu.”
Pertanyaan kedua disampaikan oleh Angel
Petra Lase, “Dalam sebuah perjalanan bisnis tidak selamanya mulus. Berdasarkan
pengalaman pemateri, apa saja tindakan yang dilakukan saat bisnis terjatuh?” Dany
Sitompul (pemateri praktisi) menanggapi pertanyaan tersebut, “Satu kata yang
bisa membantu kita saat mengalami kesusahan dalam membuka usaha, adalah
konsisten. Kita tidak akan tahu prediksi masa depan, misalnya adanya pandemi.
Dengan konsisten dengan apa yang sudah dikerjakan, konsisten mencari alternatif
baru dan mampu beradaptasi. Kuncinya, selain harus kreatif dan inovatif, kita
perlu konsistensi.”
Pertanyaan ketiga disampaikan oleh moderator,
“Kreativitas tidak terlahir namun bisa dibentuk. Bagaimana praktik yang bisa
dilakukan anak muda sekarang ini untuk memperoleh kreativitas.” Dany Sitompul
(pemateri praktisi) menjawab, “Kreativitas lahir dari sesuatu yang kita
kerjakan berulang kali sehingga tahu mana yang bekerja dan mana yang tidak. Dengan
hal itu, kita mampu melahirkan ide-ide baru.”
Diakhir diskusi, Chandra Situmeang
(pemateri akademisi) menyampaikan closing
statement, “Semua
kegiatan seperti webinar akan membuang waktu apabila tidak ada action plan.
Maka buatlah rencana terhadap yang sudah disampaikan, tidak harus seputar
entrepreneurship tetapi hal-hal apa saja yang berkesan dapat dituliskan secara
terukur.”
Dilanjutkan Closing statement dari pemateri praktisi (Dany
Sitompul), “Memprediksi masa depan tidak
disarankan untuk dilakukan. Karena apabila terlalu sibuk memprediksi masa depan
tanpa bertindak sesuatu akan mengurangi kemungkinan-kemungkinan lain yang pada
akhirnya dapat mencapai level kesuksesan. Jangan hanya meletakkan satu goals.
Masa depan lebih enak bila di create dari sekarang sehingga pada akhirnya kita
dapat menjalaninya lebih senang.”
Diskusi pun ditutup dengan doa yang dipimpin oleh moderator dan
sesi foto yang dipimpin oleh BPH Campus Concern. Adapun sasaran kuantitas yang diharapkan
adalah 40 AKK, dan yang hadir sebanyak 81 peserta (39 AKK USU, 41 AKK Unimed,
dan 1 Non AKK ) sehingga hasil yang diharapkan secara kuantitas tercapai. Dari
tiga segi kualitas yang telah ditentukan, ketiganya sudah tercapai.
Komentar
Posting Komentar