Resume Debat "Rektor Asing bagi Perguruan Tinggi"
Debat merupakan program kedua dari Divisi Diskusi CC FEB USU pada Semester B, di mana program ini merupakan lanjutan dari program Training Debat yang diselenggarakan pada Semester A. Adapun sasaran kualitas dari program ini yaitu AKK mengetahui isu yang dibahas, AKK mengetahui metode debat yang benar, dan AKK termotivasi untuk mengemukakan pendapat.
Debat dilaksanakan pada 8 November 2019 di ruang
GBR 114 FEB USU pukul 13:30 WIB dan dihadiri oleh 14 AKK. MC pada Training
Debat ini adalah Ester Priskila Tambunan (Akuntansi angkatan 2018), gitaris
adalah Johan Silitonga (Akuntansi angkatan 2018). Pemateri dalam debat kali ini sekaligus
merupakan moderator ialah Febri Indra Sitorus (Mahasiswa Fakultas Hukum
angkatan 2016) yang merupakan Ketua Meriam Debating Club FH USU.
Debat diawali dengan ibadah singkat pada jam 13:30
oleh MC dan gitaris,
kemudian dilanjut ke sesi materi oleh pemateri. Pemateri terlebih
dahulu menjelaskan sekilas tentang debat. Ia mengatakan, “Debat adalah
bagaimana membenturkan dua argumentasi.” Tipe debat sering dipakai di Indonesia ialah Asian Parliamentary.
Asian Parliamentary terdiri atas dua kubu, yaitu
kubu pro dan kubu kontra. Terdapat tiga orang pada masing-masing kubu. Sebuah
perdebatan diawali oleh pembicara pertama dari kubu pro dalam waktu tiga menit.
Setelah berhenti berbicara atau waktu yang ditentukan telah habis, maka pembicara
pertama dari kubu kontra diberi giliran untuk berbicara dalam waktu tiga menit.
Alur itu pun berulang pada giliran pembicara kedua di tiap kubu hingga ke
pembicara ketiga (tiap giliran diberi waktu lima menit). Konklusi atau Reply
Speaker disampaikan oleh pembicara pertama atau kedua dari setiap kubu.
Pemenang dalam debat dinyatakan dari bagaimana tim dapat mempertahankan
posisinya sebagai pro atau kontra.
Sebelum memulai sesi debat, pemateri membuka sesi
diskusi. Pemateri mempersilahkan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
seputar debat. Setelah sesi diskusi selesai, pemateri melanjutkan dengan sesi
debat. Debat ini mengambil mosi “ Rektor Asing bagi Perguruan Tinggi”.
Pada sesi debat ini, pemateri mengajak 14 peserta
untuk berpartisipasi. Pemateri membagi sesi debat ke dalam dua sesi. Sesi yang
pertama terbagi ke dalam dua tim, di mana Tim A (pro) terdiri dari Shanya
Saytama Sinurat (Akuntansi angkatan 2016), Yulia Sitinjak (Akuntansi angkatan
2016), dan Julia Sarest Cita Simanjuntak (Akuntansi angkatan 2016), serta Tim B
(kontra) terdiri dari Selistio (Ekonomi Pembangunan angkatan 2018), Alan
Hutagalung (Ekonomi Pembangunan angkatan 2017), dan Johan Silitonga (Akuntansi
angkatan 2018). Pemateri menjalankan debat dengan durasi yang sesuai dengan
peraturan metode debat Asian Parliamentary, dan masing-masing kubu hanya dapat
melakukan interupsi sebanyak tiga kali. Debat berjalan cukup baik dan peserta
debat memberikan argumentasi mereka sesuai posisi mereka sebagai tim pro dan kontra. Terdapat beberapa kali interupsi antar tim dan hal
itu membuat perdebatan menjadi panas.
Usai debat, pemateri mengapresiasi keberanian
peserta dan juga peserta sudah cukup baik dalam membangun alur berpikirnya. Pemateri
juga memberikan evaluasi bahwa dalam debat perlu menjaga gestur tubuh,
menggunakan bahasa yang sopan, dan perlu memperhatikan pemilihan kata yang
baku.
Kemudian pemateri melanjutkan ke dalam sesi yang
kedua dengan dengan mosi yang sama. Pemateri juga membagi peserta ke dalam dua
tim, di mana Tim A (pro) terdiri dari Mutyara Hasugian (Ekonomi Pembangunan
angkatan 2016), Angel Simarmata (Manajemen angkatan 2016), dan Ester Tambunan
(Akuntansi angkatan 2018), serta Tim B (kontra) terdiri dari Firma Sembiring
(Ekonomi Pembangunan angkatan 2017), Rido Sanjaya Purba (Ekonomi Pembangunan
angkatan 2016), dan Markus Hutagalung (Manajemen angkatan 2016). Pemateri
memberi waktu bagi pembicara pertama sebanyak 2 menit, pembicara kedua sebanyak
3 menit, dan pembicara ketiga sebanyak 3 menit. Debat berjalan dengan baik,
namun tidak ada interupsi antar tim sehingga perdebatan tidak begitu hidup.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi73XIp4o596QJWWwMmzd7ZqT5ElehmgXj4sMJnYWXKnopfBIdtqUMfam5DL2BUyKJ_aL2RimuXb7sBwLGoIQc20f2QypuhZnROBCmshd1I52jldXR0OAag7JuuccAEqVDHFCiQy7JTXhc/s320/2019-11-25+08.41.03+1.jpg)
Debat pun berakhir pada pukul 16.00 WIB. Pemateri mengakhiri sesi
dengan memberikan evaluasi secara keseluruhan dan kiat-kiat dalam debat,
seperti:
·
Menggunakan bahasa
Indonesia yang benar. Jangan asal menyebut istilah bahasa inggris sehari-hari.
·
Sikap tubuh dalam berdebat
tetapi tidak berlebihan dalam menggunakan bagian tubuh seperti tangan, kaki, dan
sebagainya.
·
Alur debat yang beruntun, harus bisa ‘ngeyel’, dalam artian mempertahankan
opini debat serta memberikan bukti yang kredibel.
·
Matter, manner, method
tetap penilaian utama yang diberikan oleh juri.
Evaluasi dilakukan oleh
pengurus CC FEB USU dengan hasil kesepakatan sasaran kualitas tercapai. Namun
sasaran secara kuantitas tidak tercapai karena peserta debat yang hadir hanya
berjumlah 14 AKK. Campus Concern FEB USU berharap semoga pada Diskusi CC selanjutnya
AKK boleh terbeban untuk hadir mengikutinya.
Komentar
Posting Komentar