PEMUDA MASA KINI, MAU DIBAWA KEMANA?

Apakah aku masih muda? Apakah aku adalah pemuda?  Untuk menjawab pertanyaan ini, apakah aku masih muda atau tidak, atau apakah aku pemuda atau sudah orangtua, mari kita llihat  pengklarifikasiaannya menurut beberapa sumber.
Dalam  KBBI, yang diartikan pemuda adalah orang muda laki-laki; remaja; teruna—ini akan menjadi pemimpin bangsa. Namun, akan timbul pertanyaan, mereka yang usia berapakah yang dikatakan sebagai golongan pemuda? Menurut UU Nomor 40 tahun 2009, pemuda adalah mereka, Warga Negara Indonesia yang memasuki usia periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-30 tahun. Jika anda masih tergolong dalam rentang usia tersebut, saya ucapkan selamat. Karena itu artinya,  tulisan ini belum expired  untuk anda. Tapi jika tidak, mohon maaf, anda bukan pemuda,  yang berarti, anda bukan 1 golongan dengan saya. TOLONG JANGAN LANJUTKAN UNTUK MEMBACA TULISAN INI (Just Kidding Cooyy).
 Kata pemuda, sering sekali ditambahkan dengan kata “karya” atau “berkarya”.   Seakan-akan, kedua kata tersebut telah berjodoh.  Dalam KBBI, karya adalah pekerjaan, hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil karangan, dan berkarya berarti mempunyai perkerjaan tetap, berprofesi,mencipta (mengarang, melukis dan lain sebagainya). Jadi, pemuda yang berkarya adalah kaum remaja yang mampu memberikan hasil karya atau ciptaan mereka (baik dalam bentuk tulisan, karangan atau hasil kerja mereka ) bagi orang lain. Tentunya, karya mereka diharapkan dapat bermanfaat bagi oranglain.
Kita bisa melihat bagaimana sejarah bangsa Indonesia mencatat perubahan-perubahan besar yang dimotori oleh pemuda.  Sumpah pemuda, adalah suatu kulminasi dari gerakan yang dilakukan pemuda pada masa itu, dan kini menjadi bukti sejarah  bagaimana pemuda  berperan dalam memberikan sumbangsih perubahan besar bagi bangsa ini. Bahkan ketika dikaitkan dengan tema “pemuda yang berkarya”, maka kalimat yang paling familiar  dan sering terniang adalah ucapan Soekarno, yaitu “Beri Aku 10 Pemuda, akan Kuguncang Dunia”. Kita bisa melihat bagaimana pada masa itu, beliau begitu percaya  pada gerakan besar yang mampu dilakukan oleh  sejumlah pemuda pada saat itu. Namun, kini semua tinggal sejarah, baik beliau, maupun ucapan beliau tentang pemuda. Kegerakan pemuda, kini terkesan hanya menjadi sebuah cerita kejayaan masa lalu  (NA JOLO DO I !!!). Krisis kepercayaan kepada kaum pemuda kini  melanda, hal ini bisa dilihat dari bagaimana ucapan Pak Proklamator yang sekarang sering hanya menjadi sebuah  plesetan. 
Mari bandingkan dengan kita, pemuda pada masa kini.  Kita, pemuda yang telah mengaku percaya pun,  yang katanya  “agent of changes”,  sering sekali tidak bertindak seperti jargon yang sering dikumandangkan.  Mari, koreksi bagaimana kehidupan di lingkungan kita masing-masing  seperti di kampus atau ditempat tinggal kita. Masih banyak hal-hal sederhana yang kita kerjakan dalam ketidaktaatan,  seperti masih seringnya kita yang datang telat ke kampus, membuang sampah sembarangan, tidak menggunakan waktu dan kesempatan yang Tuhan percayakan  dengan baik  (misalnya  tidak On Time saat janji dengan orang lain, tidak OnTime datang KK, tidak berjuang keras dalam mengerjakan study, pelayanan), tidak tau meletakkan mana yang paling prioritas, bangga  saat melakukan  JARGON pengerjaan tugas ketika  deadline yaitu  “THE POWER OF KEPEPET”, mengerjakan sesuatu setengah-setengah dan mungkin ada banyak hal lainnya. Perubahan besar, tidak akan  pernah bisa terjadi jika tidak dilakukan mulai dari perubahan akan hal kecil. Dan perubahan kecil sekalipun tidak akan pernah bisa terjadi, jika kita tidak taat. TAAT.
 Berpuluh-puluh tahun lalu, pemuda adalah mereka yang identik dengan sifat keberaniannya, mau mati-matian bagi bangsa, bahkan mau mati bagi bangsa, memiliki ide kreatif, bertanggungjawab dan mampu membuat gebrakan baru. Namun kini, berpuluh-puluh tahun kemudian, lahirlah kita, pemuda pada masa ini dengan kesan pemuda yang kita ciptakan sendiri.   Kita adalah orang-orang yang sedang dan akan memegang peranan penting bagi bangsa ini. Berpuluh-puluh tahun kemudian, dikenang sebagai apakah kita oleh anak  cucu kita ? Sebagai pemuda yang bagaimana?  Akankah  “kekuatan pemuda dan  gebrakannya” hanya tinggal sejarah dan hanya untuk dikenang? Akankah kita sebagai kaum pemuda yang intelektual hanya bisa berdiam diri, berpangku tangan dan menyerahkan mandat yang Tuhan percayakan bagi bangsa ini pada mereka yang belum mengenal Kristus ?
Jika berpuluh-puluh tahun lalu, Tuhan bisa memakai pemuda yang belum percaya untuk membuat suatu gerakan baru, lalu mengapa kita sebagai orang percaya yang telah ditebusNya tidak mau meminta kepada Tuhan agar Tuhan mempersiapkan dan menguatkan kita dalam mengerjakan setiap proses pendewasaan dalam iman dan ilmu?  Mari, sama-sama berdoa dan mempersiapkan diri masing-masing, dalam iman dan ilmu, agar kelak ketika Tuhan memanggil dan mengutus kita, kita siap untuk menjadi saksiNya bagi bangsa ini, sama seperti Yeremia, Ishak (Kejadian 21:26) dan Daud (1 Samuel 16-31), kaum pemuda yang telah Tuhan  panggil dan pakai sebagai saksiNya untuk menyatakan kemulianNya.


YOSUA 1:7
Hanya, kuatkan dan teguhkanlah  hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah dengan hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKU Musa, janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung kemanapun engkau pergi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAHASISWA KRISTEN: AGEN ATAU KONSUMEN??? (Ditulis oleh ESRA SHINTIA D. PANGARIBUAN)

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?