Ujung Bumiku Krisis Integritas
Ada
saat untuk belajar, ada saat untuk berjuang dan ada saatnya juga untuk
mendapatkan hasil.Semua indah pada waktunya dan itu akan sempurna indah jika setiap tahap kita lalui dengan baik.
Namun kebanyakan kita sebagai mahasiswa saat ini melewati proses “berjuang” namun ingin mendapat hasil dengan instan.Itu tidak realistis! Dalam
prosesnya seringkali kita optimis dengan hasil yang ada, tanpa melibatkan
kerealistisan dan komplitnya
proses yang dijalani.
Hampir
setiap hari ke kampus, mengikuti setiap mata kuliah yang diambil. Namun, tak
jarang di dalam proses pembelajaran jauh dari yang namanya B E L A J A R. Disinilah kita meninggalkan satu proses
dan tahapan penting itu. Saat dosen menjelaskan, tak jarang
mahasiswa sibuk dengan dunianya sendiri. Ada yang tidur, bergadget ria,melamun, menggambar,
nyoret-nyoret kertas, walaupun ada juga yang bener-bener mendengarkan dosen
namun hanya segelintir orang. Akibatnya,
tidak jarang, saat dosen memberikan tugas banyak mahasiswa yang kelimpungan.
Alhasil, proses pengerjaan tugas itu identik dengan “copas” yaitu mengamankan
yang pintar dan meminta hasilnya.Sungguh instan.
Miris melihatnya tapi itu realita yang ada. Padahal banyak diantara mahasiswa
tersebut yang optimis untuk membahagiakan keluarganya atau dirinya sendiri. Tapi......??Dengancarasepertiitu?? Pantaskah??
Boleh optimis tapi harus realistis!
Tentang optimis dan realistis bukan hanya tentang
mengerjakan tugas namun juga dalam ujian. Yap! UTS, yang bakalan di jalanin
oleh mahasiswa.Sama seperti saat ini,
pesta putih hitam akan kembali dilaksanakan di kampus.
Pesta untuk mengukur bagaimana hasil belajar dalam setengah semester.Namun tampaknya pesta tak seperti harapan,
hasil belajar tak dapat diukur karena ternyata sebagian orang
menikmati pesta dengan cara instan. Ya…, instan tanpa belajar dan santai-santaisaja.Itupesta
yang takkomplit, taksempurna.Pernah mendengar celetukkan seorang
mahasiswa tentang kepanjangan UTS. Jadi, waktu pagi ketika duduk di depan kelas
sambil memegang buku catetan, seseorang datang dan bertanya “ngapain belajar?
cuma UTSnya, (Ujian Tetep Selow)”. Setiap kali UTS banyak diantara mahasiswa
yang mendadak datang pagi ke kampus dengan pembenaran diri “Posisi duduk mu menentukan nilai mu”
. Apakah
ini potret sebuah generasi bangsa
yang hebat dan besar? Katanya kaum muda yang berintelektual, seperti itukah kita? Masihkahkitaberpikiran sedangkalitu? Hasil memang penting namun
mempertanggungjawabkannya lebih penting! Bukan anak taman bermain lagi yang
hanya “disuapin” tanpa mau bekerja keras? Sampai kapan bibit penyakit ini terus
dikembangkan di kalangan mahasiswa yang katanya berintelektual? Ini yang
disebut penerus bangsa? Seseorang yang “mencuri” hasil ujian?Jangan hanya
mengkritisi, menganalisis kesalahan pemerintahan yang ada. Tapi, kritisi dan
analisis lah daridirimu.
Jangan mengambil yang bukan hak mu, itu lebih dari seorang pecundang!
Komentar
Posting Komentar