Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Resume Debat: Pro Kontra Penghapusan Kolom Agama pada KTP (21 Oktober 2016)

Debat dengan topik penghapusan kolom agama pada KTP dimulai pada pukul 15.10 WIB. Keterlambatan ini dikarenakan AKK peserta debat belum memenuhi harapan, sehingga debat dimundurkan sepuluh menit. Debat dibuka dengan lagu puji-pujian dan Mazmur yang di pimpin Rina Br. Sinaga ( Akt 2015) dan moderator debat Parlin Sitanggang. Diawal debat, moderator membukakan mengenai topik yang didebatkan. Meski  topik ini sudah cukup lama “panas” n amun topik ini cukup baik  memancing kekritisan AKK. Diawal moderator mengutip  garis besar dari UUD 1945 tentang kebebasan beragaama, “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan” menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Sehingga mayoritas penganut kepercayaan ini mengalami diskriminasi baik dari negara maupun masyarakat karena tidak diakui sebagai agama. Sampai saat ini masih ada aliran kepercayaan yang masih enggan disebut sebagai agama. Ada al...

TURUNKAN GENGSI MU PEMUDA! MULAI CINTAI BAHASA PERSATUAN KITA

Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia. B ahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari setelah bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi (sumber:wikipedia). Bahasa juga berkaitan dengan Sumpah Pemuda yang diucapkan oleh para pemuda pada zaman kemerdekaan, dengan penuh semangat dan kegigihan para pemuda mengucapkan sumpah yang didasarkan oleh pemikiran untuk mempersatukan bangsa Indonesia ini karena baik dari sabang sampai merauke adalah tanah air Indonesia. Tetapi masih samakah atau masih adakah semangat persatuan untuk Indonesia melalui bahasa Indonesia di masa pemuda saat ini ketika melihat mental pemuda yang terlalu mengandalkan gengsi daripada rasa nasionalisme. Disaat bahasa gaul yang mulai merusak tata Bahasa Indonesia, disaat itulah mental para pemuda yang sangat gemar menggunakannya tanpa disadari telah menyeret Bahasa Indonesia ke dalam suatu “krisis”. Krisis yang dimaksud adalah banyak dia...