Membawa Bekal, Untuk Hidup yang Lebih Baik
Masih segar dalam ingatan saya ketika masih di sekolah dasar, membawa bekal atau yang lebih sering kita sebut sebagai “ bontot ” menjadi kewajiban bagi saya. Berbagi bekal bersama teman-teman menjadi rutinitas yang menyenangkan. Membawa bekal adalah budaya yang menyenangkan masa itu. Namun bertambah dewasa, disadari atau tidak, orang yang membawa bekal justru di cap cupu , gak gaul , aneh, dan lain sebagainya. Menurut hasil survei yang dipaparkan dalam seminar Indonesia’s Hottest I nsight 2013 yang diadakan pada 7 Mei 2013, 56% anak sekolah membawa bekal ke sekolah. Angka ini cukup menggambarkan dewasa ini membawa bekal bukan lagi budaya yang gencar bagi anak-anak. Hanya 56% anak-anak membawa bekal padahal kita tahu betapa nakalnya produsen jajanan anak sekolahan. Pewarna tekstil dan boraks tak segan-segan dicampurkan kedalam makanan. Hal ini hanya bertujuan kepada satu hal, laba sebesar-besarnya. Angka itu dari penelitian dengan sampel anak-anak. Bagaimana dengan kita,...