Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

Misteri Palungan

Salah satu fakta Natal yang paling membingungkan adalah bahwa Allah datang ke bumi dalam rupa manusia dan lahir di sebuah kandang. Mengapa? Sebagai Raja Damai Ia dapat memiliki sebuah istana, tetapi Ia tidak melakukannya. Tidak ada satu hal pun dalam Alkitab terjadi secara kebetulan. Setiap peristiwa yang dicatat mempunyai tujuan tertentu. Allah mau mengajarkan kepada kita beberapa pelajaran penting melalui kelahiran Kristus dengan cara yang hina itu. Nampaknya jelas bahwa kandang dan palungan melambangkan hati manusia. Nabi Yeremia mengatakan kepada kita bahwa hati manusia "lebih licik daripada segala sesuatu, dan sudah membatu" (Yeremia 17:9). Kebenaran pertama yang tidak menyenangkan yang kita harus cerna ialah sebuah kandang dan tidak peduli bagaimanapun kita mencoba menyamarkan penyataan itu, namun baunya yang busuk tetap melekat. Kita tidak mengundang teman-teman kita untuk makan bersama dengan kita di sebuah kandang. Kita membawa mereka ke dalam rumah kita. Dan seka...

AYO INDONESIA BISA!!!! (BANGKIT DAN BERSATULAH) Oleh: Yudistira T S Manaloe Akuntansi 2009

--> Saya pernah menanyakan teman-teman saya tentang apa yang mereka pikirkan ketika mendengar negara Indonesia. Jika pertanyaan itu juga saya tanyakan bagi anda, mungkin anda juga akan berpendapat sama seperi pendapat dari kebanyakan mereka.           Kebanyakan mereka menjawab Indonesia merupakan sebuah negara kaya akan sumber daya alam, keanekaragaman hayati, beragam suku bangsa, dan lain-lain. Namun jawaban mereka selanjutnya adalah negara yang amburadul, berbagai masalah baik ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesenjangan taraf hidup dapat kita jumpai dengan mudah di negeri ini.           Sungguh keadaan tersebut menunjukkan sebuah kontradiksi. Bagaimana mungkin sebuah negara dengan hasil alam yang melimpah mempunyai penduduk miskin yang begitu banyak, yang dapat kita jumpai mulai dari desa hingga ke lampu merah di perkotaan. Tapi kontradiksi ...

MEMANUSIAKAN MANUSIA Oleh: Yudistira T S Manaloe

Mungkin teman-teman para pembaca sekalian sudah mengetahui apakah yang menjadi fungsi dasar sekaligus tujuan dari pendidikan. Ki Hajar Dewantara menyatakan pendapatnya tentang tujuan pendidikan yakni untuk ’’memanusiakan manusia”. Lantas apakah yang menjadi arti dari memanusiakan manusia (humanisasi) tersebut? Menurut pendapat saya, secara harfiah kata yang pertama yaitu memanusiakan itu menunjukkan sebuah proses. Sedangkan kata manusia yang kedua merupakan objek dari kalimat tersebut. Jadi kesimpulan yang dapat saya tarik adalah, memanusiakan manusia itu adalah sebuah proses untuk membuat atau menjadikan manusia itu sebagaimana keadaan, kedudukan manusia itu yang semestinya. Menurut Ki Hajar Dewantara, memanusiawikan manusia itu berarti “pengangkatan manusia ke taraf insani”.* Nah, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah seperti apakah manusia itu semestinya? Yang pertama, setiap manusia itu dibentuk ataupun dibekali oleh pendidikan agar dapat merasakan kemerdekaan diriny...