Strategi ‘EMAS’ Mahasiswa Efektifkan Pembelajaran Jarak Jauh Ditengah Pandemi Covid-19 Untuk Menyonsong Indonesia Maju - Lidya (EP 2019)

 


Pembelajaran secara jarak jauh dengan menggunakan Media Dalam Jaringan atau Daring sekarang ini sudah melekat ditengah dunia pendidikan. Pemerintah mensiasati pembelajaran secara daring menjadi suatu alternatif  dalam pelaksanaan program belajar mengajar yang seharusnya dilaksanakan secara tatap muka baik di Sekolah maupun di Universitas. Hal ini bukan tanpa sebab, melainkan karena pandemi Covid-19 yang sedang melanda keseluruhan Dunia. Tak hanya segi kesehatan, bahkan setiap aspek kehidupan pun dibatasi kegiatannya karena pandemi ini. Pemerintah terus memutar otak bagaimana supaya kegiatan pendidikan tidak terputus pelaksanaannya.

Hampir setiap masyarakat sudah hidup berdampingan dengan teknologi dan Internet. Bahkan data hasil survei oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia menunjukkan penggunaan Internet di Indonesia menunjukkan data sebanyak 196,7 juta orang mengakses internet di kuartal II pada tahun 2020. Dan diperkirakan penggunaan Smartphone akan mencapai 89% di tahun 2025 nanti. Namun kedekatan masyarakat dengan teknologi dan internet bukan menjadi hal yang mudah untuk mengubah teknis pembelajaran secara tatap muka langsung menjadi melalui media penunjang secara online. Diawal dikeluarkannya informasi mengenai pembelajaran daring ini oleh menteri pendidikan, tidak sedikit baik tenaga pendidik maupun peserta didik mengeluhkan kendala yang dialami, seperti gangguan signal, kapasitas gadget yang dimiliki tidak memadai, maupun kendala lainnya seperti mahalnya biaya kuota internet.

Selain daripada kendala pembelajaran daring, terdapat kekhawatiran jangka panjang baik dari sudut pemerintah maupun masyarakat dengan pelaksanaan pembelajaran secara jarak jauh ini, dikhawatirkan tidak bisa berjalan secara efektif sebagaimana yang diharapkan pemerintah. Namun, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan di dalam keseharian oleh mahasiswa, karena memang mahasiswalah yang sangat dekat dengan cita-cita dan harapan bangsa kedepan dan agar target daripada proses pembelajaran yang sesungguhnya yaitu Indonesia Emas di tahun 2045 bisa tercapai. Strategi tersebut dinamakan strategi “EMAS” yaitu Efisiensikan waktu, Mengembangkan kualitas diri, Asah pengetahuan dan wawasan, serta Semangat belajar. Strategi ini bisa diterapkan untuk pengoptimalan kualitas daripada pembelajaran secara daring sehingga, pembelajaran jarak jauh menggunakan media inernet tidak menjadi suatu hal yang dianggap mengurangi keefektifan dari sistem pembelajaran jarak jauh sendiri. Strategi ini seperti namanya EMAS diharapkan juga akan membuahkan hasil emas dimasa yang akan datang ketika setiap Mahasiswa mampu menerapkannya. Strategi “EMAS’ merupakan singkatan yang jika dijabarkan terdiri dari 4 makna yaitu,

Efisiensikan Waktu. Menjadi sebuah tantangan bagi setiap mahasiwa maupun dosen sebagai tenaga pendidik dalam mengefisiensikan waktu. Terlebih dengan situasi dimana semua pekerjaan dan pembelajaran dilaksanakan secara daring memungkinkan setiap Mahasiswa akan bersentuhan terus dengan Gadget atau telepon pintar yang dimiliki secara pribadi. Mengefisiensikan waktu ini juga akan berdampak baik ketika Mahasiswa mampu  menerapkannya, karena memang manajemen waktu menjadi hal yang sangat penting terlebih dimasa Covid-19 ini. Efisiensi waktu ini bisa dilakukan dengan membuat skala prioritas mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakan, sehingga waktu yang dimiliki tak hanya terbuang sia-sia tanpa melakukan apapun.

Mengembangkan Kualitas Diri. Kesibukan yang mulai dibatasi karena pandemi Covid-19 ini sehingga mengharuskan kita untuk tetap berada dirumah, juga bisa menjadi kesempatan untuk mengembangkan kualitas diri. Banyak sekali kesempatan yang bisa didapatkan para Mahasiswa melalui media sosial yang dimiliki yang mana hal itu bisa mengembangkan kualitas diri seseorang. Seperti contohnya kursus bahasa asing, seminar, pelatihan online, ataupun pembelajaran lintas jurusan yang bisa diikuti guna menambah wawasan seorang mahasiswa. Mengikuti kursus bahasa asing tentu akan menambah pengetahuan dan kemampuan seseorang terlebih mahasiswa yang nantinya akan sangat bermanfaat ketika dibutuhkan didunia kerja. Seminar serta pelatihan online juga sudah banyak disediakan oleh beberapa instansi. Dan terdapat juga pembelajaran lintas jurusan seperti kelas-kelas gratis yang disediakan oleh media pembelajaran online yang tidak membatasi seseorang hanya mampu pada satu bidang jurusan melainkan bidang lain yang memang bisa dikuasainya. Kualitas diri mahasiswa yang semakin dikembangkan juga menjadi tongkat estafet pergerakan kemajuan Indonesia karena memang setiap mahasiswa menjadi pemegang peranan penting pada peerubahan Indonesia lebih maju.

Asah Kemampuan dan Bakat. Keterbatasan ditengah pandemi bukan menjadi halangan yang berarti untuk setiap mahasiswa mengembangkan kreatifitas atau kemampuan dalam dirinya. Menjadi hal yang sangat bermanfaat ketika ditengah pandemi selain melakukan proses pembelajaran jarak jauh, juga mahasiswa mengembangkan kemampuan dalam dirinya. Google Trend Indonesia menunjukkan data pencarian pelatihan online, kursus online, dan workshop melonjak tinggi sejak Maret 2020. Hal ini menjadi satu alasan bahwa, pandemi bukan penghalang bagi setiap orang untuk melakukan pembelajaran, karena pada dasarnya proses belajar bisa dilaksanakan dimana saja. Kemampuan yang dimiliki mahasiswa yang diperoleh baik dari pembelajaran selama pandemi maupun tidak, tentu akan membawa mahasiswa kepada peranannya membangun Indonesia lebih maju kedepan.

Semangat Belajar. Selogan semangat belajar sudah sering dikampanyekan baik di media sosial maupun media lainnya. Tujuan daripada semangat belajar ini sangat besar, dilain daripada tujuan utama yaitu memajukan Indonesia, semangat belajar juga bisa menjadi bekal ketertinggalan bangsa Indonesia dengan negara lain. Semangat belajar merupakan buah daripada motivasi mahasiswa untuk belajar seperti dikatakaan oleh  Sardiman (2002:76) “Motivasi belajar siswa adalah merupakan faktor psikis yang besifat non-intelektual peranannya khas adalah dalam hal menambahkan gairah,  merasa senang dan memiliki semangat untuk belajar”. Adanya semangat belajar dalam diri mahasiswa akan menjadi langkah yang mantap untuk membawa mahasiswa pada perubahan yang diharapkan oleh Indonesia yaitu Indonesia Emas. Semangat belajar juga membawa mahasiswa kepada sikap belajar yang merdeka, karena belajar bukan lagi sebagai beban melainkan kemerdekaan dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Dan nantinya akan membawa mahasiswa kepada penguasaan materi yang tidak terspesialisasi lagi, melainkan mampu menguasai materi lain diluar bidang yang dikerjakan.

Menuju Indonesia Emas ditahun 2045 menjadi tantangan sendiri bagi bangsa Indonesia terlebih ditengah Pandemi saat ini. Pemerintah terus mengharapkan agar sistem pembelajaran jarak jauh ini bisa meningkatkan kreatifitas, inovasi dan inspiratif sehingga bisa membawa Indonesia benar-benar dalam keadaan yang gemilang ditahun 2045 nanti. Sentuhan tangan mahasiswa berupa prestasi, kemampuan, serta penguasaan wawasan yang maksimal menjadi pegangan yang sangat menjamin untuk kemajuan Indonesia. “Mahasiswa sebagai penentu arah bangsa” menjadi satu patrian harapan yang tertanam dalam diri mahasiswa, karena memang benar mahasiswa lah yang akan menentukan kemana arah bangsa ini dibawa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Me-Manage Keuangan Sendiri? Hayuuuk Lah Pasti Bisa - Emia Sari Banjarnahor (Akuntansi 2018)

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?