Resume Diskusi : Sarjana Buta

Diskusi CC pada  Kamis, 12 Mei 2016 di GL 124 dihadiri oleh 22 AKK. Diskusi kali ini dibawakan oleh salh satu alumni dari Ekonomi Pembangunan Rani Eranika Br. Sembiring sebagai pemateri dan Ervina O. Br. Sidabutar sebagai moderator. Pemateri memulai diskusi dengan menyampaikan sebenarnya bagaimana kreiteria seorang sarjana melalui diskusi kelompok. Peserta terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang buta dan kelompok yang melek. Adapun kelompok yang buta adalah kelompok yang pada saat memilih jurusan belum mengetahui perihal jurusannya, dan begitu juga sebaliknya.

Peserta diskusi juga menjelaskan bagimana kriteria seorang sarjana. Tentu begitu banyak kriteria seorang sarjana yng berkualitas jika kita berorientasi pada dunia. Namun diatas segalanya sarjana yang berkualitas adalah sarjana yang takut akan Tuhan. Seperti yang tertulis di Amsal 1: 7 “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.  Maka tentu sangatlah jelas bahwasannya ilmu tanpa iman adalah sia-sia saja. Seorang sarjana juga selain menjadikan Tuhan sebagai poros dalam berkarya juga harus memiliki visi dan misi dalam hidupnya. Seperti halnya yang ditulis di 1 Korintus 9: 26 "Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul."

Sebagai seorang sarjana kita harus mampu berpikir dan bertindak tulisan. Sarjana yang merupakan kaum akademisi harus mampu berpikir secara logis dan cukup vokal dalam berspirasi. Seorang sarjana berperang melalui pikiran dan tulisannya. Agar perang tersebut kualitas maka dibutuhkan amunisi-amunisi berupa ilmu dan teori-teori pendukung, hal ini hanya didaptkan dari membaca buku. Maka sudah sangat jelas kualitas seorang sarjana dapat diukur bagimana dia menulis dan membaca buku.

Pemateri dan moderator cukup membuat suasana diskusi hangat, terbukti dengan cukup banyaknya peserta yang berani mengemukakan pendapat dan bertanya. Ditengah-tengah diskusi, ada sebuah pertanyaan yang cukup merangsang untuk berfikir, yaitu “Mana yang lebih dahulu dilakukan membaca atau menulis agar hasil keduanya dapat baik?”

Selain berpikir kritis, suka menulis dan membaca. Seorang sarjana juga harus mampu menambah skillnya, baik softskill maupun hardskill. Apabila antara softskill dan hardskill serta hal lainnya seperti membaca dan menulis sudah terpenuhi maka kualitas seorang sarjana akan sangat baik. Sebagai mahasiswa kriten tenu kualitas ini harus kita miliki agar mampu menjadi garam dan terang disekitar kita.

Dari hasil kusioner yang dibagikan, Akk juga termotivasi untuk semakin giat untuk membaca dan semakin rajin untuk menulis. Karena dengan menulis buah pikiran kita mampu bertahan selama-lamanya. Dari kuisipner yang dibagilan. Sasaran kualitas yang pertama dan kedua jugatercapai. Dari kuisoner yang disebar akk sudah mengetahui bagiaman kualitas seorang sarjana kristen yang baik. Sasaran berikutnya akk juga sudah terotivasi untuk menulis, hal ini akan terus di follow up melalui pensharingan terhadap AKK untuk menulis di buletin CC FEB USU


Diakhir kata, baca dan analisis Firman Tuhan; baca dan analisis ilmu yang kita peroleh; terapkan keduanya secara bersinergi, maka akan lahirlah buah dari seorang sarjana yang sempurna.


-Change the World and My Campus Through Me Lord !-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Diskusi: Visi dan Misi USU

Me-Manage Keuangan Sendiri? Hayuuuk Lah Pasti Bisa - Emia Sari Banjarnahor (Akuntansi 2018)

Kajian: Lulus Kuliah Sudah Tau Mau Kemana?